Selasa, 15 Februari 2022

SEJARAH PENGINDERAAN JAUH


Penginderaan jauh menggunakan gelombang elektromagnetik untuk memperoleh informasi, yang dipancarkan atau dipantulkan oleh obyek yang diamati. Menempatkan peralatan (sensor) yang menerima radiasi atau pantulan pada pesawat udara dan satelit dan mengamati permukaan bumi dengan obyek-obyek yang terdapat di atasnya, permukaan laut atau atmosfer. Dalam prakteknya permukaan bumi diindera melalui sensor, yang ditempatkan pada pesawat udara atau satelit (platform).


Sejarah penginderaan jauh

Orang yang pertama kali berhasil mewujudkan angan-angan untuk terbang adalah Archytas dari Tarente, seorang murid serta pengikut ahli filsafat Pytagoras. Archytas pada tahun 400 sebelum Masehi sudah membuat burung merpati dari kayu yang dapat terbang. Berawal dari adanya penerbangan dan perkembangan teknologi tinggi dibidang penerbangan dewasa ini, manusia sudah dapat menciptakan alat-alat yang dapat melintasi udara yang dapat membawa satelit untuk diletakkan pada obit di luar angkasa. Sebelum adanya penginderaan jauh melalui satelit (remote sensing by satelit), penginderaan jauh telah dilakukan secara konvensional dengan memakai sarana pesawat udara. Penginderaan jauh secara konvensional memiliki banyak kelemahan, karena jangka waktu penerbangan sangat terbatas dan kurang akurat apabila tertutup awan tebal. Dengan penemuan teknologi penginderaan jauh melalui satelit kelemahan-kelemahan penginderaan secara konvensional dapat diatasi. Data yang diperoleh dengan mempergunakan satelit lebih luas jangkauannya dan dapat dipasang sepanjang masa (Hanafi, 2011).

Perkembangan  penginderaan  jauh  (PJ)  bisa  dibedakan  kedalam  dua  tahap  yaitu sebelum dan sesudah tahun 1960. Sebelum tahun 1960 masih digunakan foto udara, setelah tahun  1960  sudah  ditambah  dengan  citra  satelit.  Perkembangan  kamera  diperoleh  dari percobaan  yang  dilakukan  pada  lebih  dari  2.300  tahun  yang  lalu  oleh  Aristoteles  dengan ditemukannya teknologi Camera Obscura yang merupakan temuan suatu proyeksi bayangan melalui lubang kecil ke dalam ruang gelap. Percobaan ini dilanjutkan dari abad ke 13 sampai 19 oleh ilmuwan seperti Leonardo da Vinci, Levi ben Gerson, Roger Bacon, Daniel Barbara (penemuan  lensa  yang  dapat  dipakai  untuk  pembesaran  pandangan  jarak  jauh  melalui penggunaan teleskop), Johan  Zahr (penemuan  cermin),  Athanins  Kircher,  Johannes  Kepler, Robert Boyle, Robert Hooke, William Wollaston dan George Airy.

Pada 1700 AD, mulai ditemukan proses fotografi, yang pada akhirnya dikembangkan menjadi  teknik  fotografi  (1822)  oleh  Daguerre  dan  Niepce  yang  dikenal  dengan  proses Daguerrotype.  Kemudian  proses  fotografi  tersebut  berkembang  setelah  diproduksi  rol  film yang  terbuat  dari  bahan  gelatin  dan  silver  bromide  secara  besar-besaran.  Kegiatan  seni fotografi menggunakan balon  udara yang digunakan untuk membuat fotografi udara sebuah desa  dekat  kota  Paris  berkembang pada tahun 1858, Gaspard-Felix Tournachon pada saat itu pertama kali memotret daerah Bievre, kota Paris dengan menggunakan Balon Udara dari ketinggian 80 meter, kemudian digunakan pada Perang Dunia 1 dan 2 sebagai panduan rencana misi pertempuran. Hasil pemotretan ternyata dapat digunakan oleh ahli tata ruang kota untuk membuat peta penggunaan lahan dan peta morfologi daerah Bievre. Hal ini semakin berkembang:

a. di Amerika foto udara pertama kali di buat oleh James Wallace Black tahun 1860, dengan sebuah balon dengan ketinggian 365 meter di atas kota Boston.

b. Pemotretan udara juga pernah menggunakan wahana layang-layang yang pernah di lakukan oleh ED Archibalg (Inggris) tahun1882 dengan tujuan untuk memperoleh data meteorologi.

c. Selanjutnya tanggal 18 April 1906 pemotretan dengan layang-layang di lakukan oleh G.R. Lawrence dari Amerika Serikat untuk memotret daerah San Fransisco setelah kejadian bencana gempa bumi besar dan kebakaran yang melanda daerah tersebut

d. Pada tahun 1903 pesawat udara baru di temukan dan uji coba terbang berhasil di lakukan, akan tetapi pemotretan dengan wahana pesawat terbang baru di mulai pada tahun 1909 di atas Centovelli, Italia, dengan pilotnya bernama Wilbur Wright. Pemanfaatan citra inderaja banyak di gunakan juga selama perang dunia 1 maupun perang dunia ke II, saat itu penggunaan teknik inderaja sangat berperan dalam menentukan keberhasilan suatu misi pertempuran.

e. Pada tahun 1922, Taylor  dan  rekan-rekannya  di  Naval  Research  Laboratory  USA,  berhasil  mendeteksi  kapal dan pesawat udara. Pada masa ini Inggris menggunakan foto udara untuk mendeteksi  kapal yang melintas kanal di  Inggris guna menghindari  serangan Jerman  yang direncanakan pada musim panas tahun 1940. 

f. Era perkembangan inderaja yang spektakuler mulai terjadi saat ditemukanya roket yang membawa satelit ke ruang angkasa. Hal ini di awali dengan peluncuran satelit TIROS (Television and Infared Observation Satellite) pada tahun 1960, merupakan satelit tak berawak khusus untuk pengembangan satelit cuaca. Pada zaman dahulu pemotretan hanya menghasilkan suatu citra hitam putih dan belum berwarna seperti sekarang ini. Pada perkembangan selanjutnya di luncurkan satelit berawak seperti Merkury, Gemini, dan Apollo,

Perkembangan inderaja dan pemanfaatanya mengalami perkembangan dengan pesat. Dahulu sensor yang digunakan hanya kamera, saat ini banyak jenis sensor lain seperti scanner, magnetometer dan sonar.

Teknologi Penginderaan Jauh (Inderaja) di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1971 yakni melalui partisipasi LAPAN dalam program ERS-1 atau Landsat pertama, yang kemudian disusul pembangunan Stasiun Bumi Penerima data satelit Tiros-N / NOAA HRPT dan Landsat MSS setelah beberapa tahun kemudian (Mahsum dan Soejoeti, 1976, Wiranto, 1985) dalam (Kushardono et al., 2016).

Perkembangan inderaja di Indonesia dibagi menjadi 3 periode yakni, periode investigasi atau penjajakan pada tahun 1972-1982, periode percobaan pada 1982-1993, dan periode operasional sejak 1992 hingga sekarang (Kartasasmita, 2001) dalam (Kushardono et al., 2016).



 

DAFTAR PUSTAKA

https://geograph88.blogspot.com/2014/03/sejarah-penginderaan-jauh.html

https://ariefcasanova.wordpress.com/2015/03/23/sejarah-perkembangan-pengindraan-jauh/

Hanafi, I. H. (2011). Aktifitas Penginderaan Jauh Melalui Satelit di Indonesia dan Pengaturannya dalam Hukum Ruang Angkasa. Jurnal Sasi, 17(2), 1–10.

Kushardono, D., Dewanti, R., Sambodo, K. A., & Arief, R. (2016). Kebutuhan Pengguna Data Penginderaan Jauh di Indonesia : Studi Awal Untuk Conceptual Design Review Satelit SAR Ekuatorial Indonesia INARSSAT-1. International Conference of Indonesian Society for Remote Sensing, Gambar 1, 510–520.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TATA CARA PENETAPAN HAK PENGELOLAAN