Pada sistim informasi geografi dikenal 2 jenis data yaitu data geometri dan data tematik. Data geometri objek objek ruang dinyatakan melalui bentuk dan posisi dari titik-titik. Titik-titik dan garis mempunyai hubungan spasial dalam suatu topologi, dan hubungan ini bukan dalam bentuk geometrik, titik pembawa informasi geometrik sedangkan garis pembawa informasi topologis.
Data geometri terdiri dari data vektor dan data raster. Data vektor adalah data yang diperoleh dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (poligon). Data vektor memiliki referensi dari posisi langsung melalui koordinat. Titik menjadi garis dan garis menjadi area (poligon), contoh objek data vektor adalah hutan, danau, pemukiman, Atribut yang digunakan adalah ukuran, tipe, panjang, dll.
Data vektor dapat digunakan untuk melakukan berbagai analisis dengan mengoverlay data-data yang ada sesuai kebutuhan. Pada kasus ini
kita akan memetakan wilayah yang rawan longsor dengan menggunakan peta lereng, tanah,curah
hujan,land use. Masing-masing peta tersebut diberikan skor yang akan menjadi penentuan nilai kerawanan
terjadi longsor. Setelah pemberian skor pada masing-masing peta dilakukan
overlay terhadap peta-peta tersebut. Pada peta hasil overlay tersebut dihitung
tingkat skor longsor dengan menggunakan rumus: (0,4 x skor lereng ) + (0,3 x skor
curah hujan) + (0,2 x skor land use)+(0,1xskor jenis tanah), makin tinggi angka
skornya makin besar kemungkinan terjadi longsor. Setelah skornya diperoleh akan
bisa disajikan peta rawan longsor beserta luasannya untuk masing-masing
kategori.
Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. persiapkan peta yang
digunakan: lereng,tanah,curah hujan,land use
2. lakukan dissolve peta land use untuk menggabungkan poligon yang sejenis
Proses dissolve
3. hasil dissolve klik kanan --> open attribut --> add
field --> skor_LU --> isikan sesuai parameter yang ada
Lakukan juga langkah 2 dan 3 untuk peta curah hujan, jenis
tanah dan lereng apabila belum ada skor pada masing-masing peta
4. Lakukan intersect peta CH,land use (yang sudah di
dissolve),tanah dan lereng.
4. hitung skor bahaya longsor, klik kanan data yang sudah di
intersect
File intersect --> klik kanan --> open atrribut -->
add field --> longsor
Klik kanan kolom longsor --> field calculator -->
isikan rumus
Kemudian lakukan proses pengklasifikasian seperti berikut ini:
Setelah tahapan tersebut maka dihasilkan peta daerah rawan bencana seperti gambar dibawah ini:
Demikianlah tahapan melakukan overlay menggunakan data vektor, dalam hal ini digunakan untuk memetakan peta rawan bencana longsor. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Jika ada hal yang kurang dipahami silahkan tuliskan di kolom komentar supaya bisa kita diskusikan bersama.