Kamis, 31 Oktober 2013

SEJENAK MERENUNG

Sudah lama  nih gw tidak menulis lagi di blog……,akhirnya ada waktu juga buat melanjutkan nafas blog ini. Banyak fenomena-fenomena belakangan ini yang menarik untuk dibahas, misalnya suasana pemilu yang makin terasa…,terasa memuak kan dengan begitu banyak nya poster-poster caleg yang ditempelin dimana-mana, di kaca belakang angkot, ditempel di pohon (ini yang merusak banget, kadang posternya dipaku dipohon,jelas-jelas merusak lingkungan,yang gini sangat tidak pantas untuk dipilih), di warung-warung, disetiap jalan masuk gang, dan ditempat2 lain. Gayanya di foto juga sok iye..,kadang merasa ala2 foto model,pakai acara senyum2 tidak jelas, padahal masyarakat banyak yang menangis karena kesulitan ekonomi malah mereka menertawakan di setiap jalan yang dipajang foto mereka.
Tidak terbayang mendekati april 2014 (pemilu) akan semakin memuak kan melihat spanduk2 parpol plus foto2 narsis para caleg nya. Sudah malas melihat tingkah polah mereka2 itu, siapa pun yang berkuasa tidak ada perubahan berarti untuk masyarakat, ya inilah salah satu sifat apatis yang terbangun dari masa2 yang dilalui baik untuk melihat orde lama, orde baru dan masa reformasi (katanya……) sekarang. Kalau masyarakat sudah berpikiran apatis seperti itu terus siapa yang mesti disalahkan?masyarakat kah, ya jangan lah menyalahkan masyarakat dengan kondisi seperti ini, kasihan banget kalau mesti masyarakat mesti disalah2 kan lagi, sudah cukup beban masyarakat dengan kesulitan ekonomi yang  ada.  Seharusnya yang mesti disalahkan ya mereka yang membuat kondisi seperti ini, ya mereka para penguasa,mereka inilah biang dari masyarakat makin merasa terpojokan oleh keadaan. Dengan begitu banyak kasus2 korupsi yang terungkap (dan ini adalah fenomena gunung es, ini baru puncak2 yang kelihatan, masih begitu banyak dibawahnya yang lebih mencekam kan keadaan) makin membuat masyarakat antipati, bukti nyata nya adalah fenomena makin banyaknya jumlah golput disetiap pilkada, masyarakat berpikir tidak akan ada perubahan nyata dari keikutsertaan meraka di pilkada terhadap nasib mereka.
Sekarang kita melihat penyebab kenapa mengguritanya para wakil dan pemimpin kita saat mereka mendapatkan posisi yang mereka inginkan. Analisanya sebenarnya sangat sederhana, ya logika orang jualan, mereka pakai modal beli barang, meraka harus menjual barang itu dengan menambahkan jumlah modal plus keuntungan, keuntungan ini sebagian dipergunakan untuk tambahan modal untuk membeli barang baru yang akan dijual berikutnya. Ya itu juga yang terjadi di kebanyakan pemimpin dan wakil kita, buat menduduki posisi itu mereka butuh modal besar, ya buat stor ke partai ya buat masang2 baliho,poster dll. Itu butuh modal cukup besar. Mau kah mereka2 ini berkorban uang sebegitu banyak hanya demi mengabdi untuk masyarakat?segelintir dari mereka mungkin ada yang mau,karena tuhan tidak hanya menciptakan setan2 tapi juga ada malaikat, tapi hanya segelintir, mayoritas yang lain??kemungkinan ya seperti orang yang jualan tadi, setelah mendapatkan posisi itu yang berusaha membalikkan modal dulu lalu cari untung untung tambahan modal menyiapkan periode 5 tahun kedepannya lagi. Mudah2an pemikiran gw ini salah dan hanya imajinasi saja, tapi kalau ini bener terjadi?
Ada hal menarik lainnya dari promosi para caleg ini, kenapa ya mesti mereka pasang foto sendiri2? Kenapa mereka tidak patungan sama orang satu partai yang juga jadi caleg untuk pasang poster bareng2, jadi disatu poster ada foto semua caleg dari partai A misalnya, kan kalau begitu menghemat space juga, tidak membuat sembraut lingkungan,  kalau gw lihat dari kejadian ini mereka2 itu memang hanya mementingkan kepentingan pribadi saja, sama orang satu partai saja mereka tidak bisa saling sinergi  apalagi dengan masyarakat banyak, mentalnya sudah rusak dari awal, egonya nya yang dikedepan kan, ga kebayang deh saat mereka nanti berkuasa. Sekali lagi semoga ini hanya dugaan gw saja.

Kalau bahas politik memang ga akan ada habisnya ya..,

TATA CARA PENETAPAN HAK PENGELOLAAN