Tujuan
dilakukan zoning untuk efisiensi pengelolaan wilayah (administratif dan pembangunan)
atau membangun kebijakan tertentu. Tujuan utama analisis cluster adalah
mengelompokkan objek-objek berdasarkan kesamaan karakteristik di antara
objek-objek tersebut. Objek tersebut akan diklasifikasikan ke dalam satu atau
lebih cluster (kelompok) sehingga objek-objek yang berada dalam satu cluster
akan mempunyai kemiripan satu dengan yang lain. Berdasarkan data PDRB Provinsi
Sumatera Barat dilakukan pengelompokan kabupaten/kota yang memiliki
karakteristik yang mirip, hasilnya adalah sebagai berikut.
Berhirarki
Berdasarkan
analisis kluster berhirarki dapat dilihat bahwa kabupaten/kota di Provinsi
Sumatera Barat dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.
Dibagi dalam 2 kelompok
Kelompok 1 : Kota
Padang
Kelompok 2 : selain
Kota Padang
2.
Dibagi dalam 3 kelompok
Kelompok
1: Kota Padang
Kelompok
2: Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Tanah
Datar, Kabupaten Lima Puluh, Kabupaten Solok, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten
Pesisir Selatan
Kelompok
3: Kota Payakumbuh, Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, Kota Padang Panjang, Kabupaten
Sawahlunto, Kota Solok, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok
Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai
3.
Dibagi dalam 5 kelompok
Kelompok 1: Kota Padang
Kelompok 2: Kabupaten Padang
Pariaman
Kelompok 3: Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman,
Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Solok, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pesisir
Selatan
Kelompok 4: Kota Payakumbuh,
Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, Kota Padang Panjang, Kabupaten Sawahlunto,
Kota Solok
Kelompok
5: Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten
Kepulauan Mentawai
4.
Dibagi dalam 8 kelompok
Kelompok 1: Kota Padang
Kelompok 2: Kabupaten Padang
Pariaman
Kelompok 3: Kabupaten Agam
Kelompok 4: Kabupaten Pasaman,
Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Solok, Kabupaten Pasaman
Barat, Kabupaten Pesisir Selatan
Kelompok 5: Kota Payakumbuh,
Kota Bukittinggi
Kelompok
6: Kota Pariaman, Kota Padang Panjang, Kota Sawahlunto, Kota Solok
Kelompok 7: Kabupaten Dharmasraya,
Kabupaten Sijunjung
Kelompok 8: Kabupaten Solok
Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai
Tidak berhirarki
Dengan
menentukan 4 kelompok yang akan dihasilkan diperoleh data seperti tabel diatas.
Tabel ANOVA memperlihatkan variabel
pengeluaran, IPM tidak memberikan pengaruh penting karena nilai
signifikan nya lebih dari 0,05 (derajat kesalahan 5%).Variabel ini dikeluarkan
dari analisis dan dilakukan analisis kembali.
Hasil
analisis lanjutan setelah variabel
pengeluaran, IPM dikeluarkan dari analisis adalah sebagai berikut:
Setelah
dilakukan analisis ulang didapat perubahan nilai jarak dari masing-masing
anggota kelompok. Dari nilai ANOVA dapat dilihat bahwa semua variabel adalah
variabel penting karena memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 5%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar