Senin, 07 Maret 2022

Hidup adalah perjuangan

Judul tulisan ini memang terkesan terlalu mainstream.., tapi itulah kehidupan, semuanya butuh perjuangan yang tidak mengenal waktu dan keadaan. Kadang seakan tidak masuk akal namun nyata, penuh misteri. Mungkin bagi sebagian orang hal itu persoalan atau kisah biasa tapi bagi kita bisa jadi itu maha berat, iya itulah kehidupan, semua tergantung sudut pandangnya saja dalam melihat pesonanya. Berikut beberapa kisah perjuangan hidup untuk bisa berdamai dengan takdir.

Impian untuk bisa melanjutkan perkuliahan saya perjuangkan hampir 10 tahun, tahun 2010 pertama kali mendaftar untuk mendapatkan beasiswa, dengan modal sendiri datang ke jakarta untuk ujian. Peluang pertama ini pun gagal, tapi tetap optimis pada saatnya nanti akan bisa lulus. Persiapan yang lebih matang untuk kesempatan kedua dimulai dengan ikut les toefl, jadi pejuang dini hari, karena jam 4 pagi tiap sabtu minggu mesti sudah bangun untuk siap siap berangkat karena jarak dari rumah ke tempat les hampir 2 jam dan busnya pun tidak banyak. Dua tingkat les toefl pun diikuti demi bisa dapat skor yang diinginkan. Tahun 2012 kembali dengan modal yang tidak sedikit datang ke jakarta untuk kembali ikut tes beasiswa, tapi itulah hidup, perjuangan itu tidak punya garansi bakal langsung berhasil. Nilainya skor TPA dan Toefl sama-sama diujung tanduk alias nyaris memenuhi syarat. Impian itu pelan-pelan mulai agak melayang, tapi tahun 2016 mulai semangat itu muncul lagi, melakukan perubahan strategi, untuk meningkatkan skor toefl bukan dengan les lagi, tapi dengan membeli software untuk belajar mandiri. Untuk TPA dibeli lah buku yang memang lebih berkualitas plus dapat softwarenya untuk latihan. Tahun 2017 kembali perjuangan itu dilanjutkan, tapi ada sedikit kesalahan strategi memilih kampus. Secara hasil saya lulus dipilihan pertama, tapi ada sedikit kendala yang membuat tertunda terwujudnya impian. Semangat ini masih membara, tahun 2018 kembali saya mendaftar dan inilah saatnya semua terwujud...,diterima dan dapat izin kuliah di pascasarjana IPB.

Diatas adalah bagaimana perjuangan untuk mewujudkan impian untuk bisa melanjutkan kuliah. Perjuangan hidup akan terus berlanjut.nSecara umum perkuliahan berjalan lancar, saya menikmati setiap mata kuliah yang diambil. Suasana perkuliahan pun sangat nyaman, awal perkuliahan saya cuma berpikir untuk mencari ilmu sebanyak banyaknya, tidak memikirkan nilai. Alhamdulillah ternyata semua berjalan melebihi ekspektasi, IP semester 1 sungguh diluar dugaan, nilainya A semua. Disemester 2 mulai berharap lebih, ya itulah manusia, pengennya tidak ada batasnya, tidak tahu apakah ini hal baik atau tidak. Satu persatu nilai semester 2 pun keluar, dengan penuh harap menunggu nilai maksimal didapat, dan sungguh diluar dugaan kembali nilainya A semua, terbayanglah secara hitung hitungan bisa lulus dengan cumlaude karena sisa 1 mata kuliah disemester 3 plus tesis dan rombongannya, ya rombongan inilah yang ternyata membuyarkan cl tadi. Entah saya yang tidak paham atau gimana ternyata publikasi ilmiah jadi kunci cl dan saya gagal disitu karena publikasi saya telat terbit dibanding tanggal kelulusan.., memang cl bukan tujuan awal saya kuliah karena semua hanya demi bisa menambah ilmu tapi gagal cl hanya karena sesuatu yang telat bukan karena gagal memang butuh waktu untuk berdamai.

Pulang dari mengupgrade ilmu menghadapi perjuangan yang sungguh diluar pikiran dan nalar. Saya dimodalin negara untuk bisa punya tambahan pengetahuan tapi....., ya gitulah.hari hari saya cuma bisa bermanfaat untuk diri sendiri dengan menulis apa yang saya dapat diperkuliahan di blog ini, Saya merasa punya tanggung jawab atas uang rakyat yang saya pakai untuk kuliah, ya minimal orang orang yang membaca blog ini bisa dapat ilmu yang bisa bermanfaat, mudah mudahan. 

Itulah kehidupan, setiap bagiannya bisa jadi tidak bisa tersambung mulus, ada bagian bagian kosong atau malah tumpang tindih. Dalam posisi seperti ini kita mesti bagaimana? jujur saya juga bingung, yang saya tahu cuma semua hal itu ada hikmahnya, termasuk hal yang kurang mengenakan sekalipun, walau kadang kita butuh waktu untuk berdampingan dengan takdir, semua pasti tidak ada yang sia sia tapi kadang logika saja tidak bisa untuk memahaminya. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk semuanya dalam berjuangan dalam kehidupan ini.

METODE MENGHITUNG DAYA DUKUNG LAHAN

Salah satu metode yang menghitung daya dukung lahan yaitu metode skoring, tumpang tindih (Superimpose) dan metode deskriptif.

Variabel Daya Dukung Lahan

No.

Variabel

1.

Kemiringan lereng

2.

Jenis Batuan

3.

Jenis Tanah

4.

Air Tanah

5.

Rawan Bencana

a)   Variabel Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng merupakan faktor penting dalam mempertimbangkan pengembangan kawasan. Semakin besar sudut kemiringan lereng di suatu wilayah maka semakin sulit untuk di kembangkan.

Skoring Kemiringan Lereng

Keterangan

Klasifikasi

Nilai

Bobot

Skor (Nilai x Bobot)

Kemiringan

0-8%

4

4

16

8-15%

3

12

15-25%

2

8

25-40%

2

8

>40%

1

4

b. Variabel Jenis Batuan

Penilaian jenis batuan berdasarkan tingkat kekerasan batuan yang ada.

Skoring Skor Jenis Batuan

Jenis Batuan

Klasifikasi

Nilai

Bobot

Skor (Nilai x Bobot)

Breksi Dan Lava Gunung Kencana Dan Gunung Limo

Keras

4

5

20

Endapan lebih tua, lahar dan lava, basal andesit dengan oligoklas-andesin, labradorit, olivin, piroksen dan horenblende

Aliran Lava Basal Gunung Gegerbentang

Lunak

2

10

c. Variabel Jenis Tanah

Penilaian jenis tanah berdasarkan tingkat kepekaan terhadap erosi.

Skoring Skor Jenis Tanah

Jenis Tanah

Klasifikasi

Kelas

Nilai

Bobot

Skor (Nilai x Bobot)

Batuan Beku Andesit, Lava Andesit, Andesit Basal dan Lahar

 Batuan

Baik

4

5

 

20

Lempung Pasiran dan Pasir Lempungan

Tanah residu (>2m)

Sedang

3

15

Pasir Lempungan-Pasir Kerikilan

Lanau, pasir, dan kerikil (<5m) Lempung

Buruk

2

10

d. Variabel Air Tanah

Penilaian Variabel Kondisi Air Tanah berdasarkan data akuifer air tanah yang terdiri Akuifer Produktif Tinggi Dengan Penyebaran Luas, Daerah Air Tanah Langka Atau Tak Berarti Dan Setempat Akuifer Produktif.

Skoring Skor Hidrogeologi

Konservasi Air Tanah

Nilai

Bobot

Skor (Nilai x Bobot)

Akuifer Produktif Tinggi Dengan Penyebaran Luas

4

3

12

Setempat Akuifer Produktif

1

3

Daerah Air Tanah Langka Atau Tak Berarti

e. Variabel Gerakan Tanah

Penilaian variabel tingkat gerakan tanah terhadap rawan bencana ini akan di analisis sebagai salah satu variabel penentu daya dukung lahan dan termasuk dari faktor bahaya geologi yang harus dihindari untuk pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis konservasi lingkungan. Gerakan Tanah yang terjadi pada suatu lahan mengindikasikan terjadinya penurunan daya dukung lahan tersebut.

Skoring Skor Garakan Tanah

Kelas Potensi Gerakan Tanah

Klasifikasi

Nilai

Bobot

Skor (Nilai x Bobot)

Aman

Tingkat kerentanan sangat rendah untuk terjadi longsor (sangat stabil)

4

4

16

Rendah

Tingkat kerentanan rendah untuk terjadi longsor (cukup stabil)

3

12

Menengah

Tingkat kerentanan sedang untuk terjadi longsor (kurang stabil)

2

8

Tinggi

Tingkat kerentanan tinggi untuk terjadi longsor (tidak layak)

1

4

f. Daya Dukung Lahan

Berdasarkan penilaian dari seluruh variabel geologi lingkungan diatas akan diperoleh skor tertinggi dan skor terendah yang dapat digunakan untuk menghitung rentang kelas pengklasifikasian kawasan berdasarkan keleluasaannya. 

Skoring Variabel Daya Dukung lahan

Kemiringan Lereng

Jenis Batuan

Jenis Tanah

Air Tanah

Potensi Gerakan Tanah

Total Skor

N

B

S

N

B

S

N

B

S

N

B

S

N

B

S

4

4

16

4

5

20

4

5

20

4

3

12

4

4

16

84

3

12

3

15

3

15

-

-

3

12

54

2

8

2

10

2

10

2

6

2

8

42

1

4

1

5

1

5

1

3

1

4

21

Sumber: Pusat Air Tanah & Geologi Tata Lingkungan dan Hasil Analisis 2017

Keterangan: N = Nilai

 B = Bobot

 S = Skor

Berdasarkan tabel 4.7 maka panjang kelas interval dapat di tentukan sebagai berikut :

Panjang Kelas Interval = Rentang/ Jumlah Kelas.

Panjang Kelas Interval = (Total Skor Tertinggi – Total Skor Terendah)/ Jumlah Kelas.

Panjang Kelas Interval = (84-21)/3

Panjang Kelas Interval = 21

Dengan hasil diatas maka pengklasifikasian keleluasaan dapat di lihat pada tabel

Kelas Interval Daya Dukung Lahan

Interval

Daya Dukung Lahan

21- 41

Tidak Leluasa

42 – 62

Agak Leluasa

63 – 84

Leluasa

          

 



 

TATA CARA PENETAPAN HAK PENGELOLAAN