Selasa, 12 Oktober 2021

PENGELOLAAN LAHAN KERING DAN LAHAN BASAH

 

Pengelolaan Lahan Kering

1. Teras untuk mengurangi panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah.

2. Pembuatan rorak (tempat/lubang penampungan atau peresapan air) dibuat di bidang olah tujuannya untuk memperbesar peresapan air ke dalam tanah dan menampung tanah yang tererosi. Pada lahan kering beriklim kering, rorak berfungsi sebagai pemanen air hujan dan aliran permukaan.

3. Penggunaan mulsa, limbah organik, kompos dan pupuk kandang (bahan organik) dapat mengendalikan erosi tanah, memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah dan meningkatkan produksi tanaman.

4. Pembuatan barisan batu yang dibuat mengikuti kontur untuk meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah dan mengurangai aliran permukaan serta erosi.

5. Pembuatan bedengan dengan mengikuti kaidah-kaidah konservasi tanah berfungsi untuk menanggulangi aliran permukaan dan erosi.

6. Pembuatan saluran drainase untuk mencegah genangan dan mengalirkan aliran permukaan, sehingga air mengalir dengan kekuatan tidak merusak tanah, tanaman dan/atau bangunan konservasi tanah lainnya.

7. Sistem budi daya lorong, tanaman pangan sebagai tanaman utama ditanam pada bidang olah di lorong-lorong antara barisan-barisan tanaman pagar dari semak berkayu atau pohon legum. Tanaman semak atau pohon yang ditanam sebagai pagar tersebut tetap mempunyai fungsi seperti pada sistem bera dengan semak belukar yaitu mendaur ulang unsur hara, sumber mulsa dan pupuk hijau,menekan pertumbuhan gulma dan mengendalikan erosi

8.Sistem wanatani yaitu sistem penggunaan lahan yang mengintegrasikan tanaman pangan, pepohonan dan ternak secara terus menerus ataupun periodik, yang secara sosial dan ekologis layak dikerjakan petani untuk meningkatkan produktivitas lahan dengan tingkat masukan dan teknologi rendah.

9.Teknik tanaman sela untuk mencegah pertumbuhan gulma yang dapat merugikan tanaman tahunan; dan meringankan pemeliharaan tanaman tahunan karena pemberian pupuk dan pengendalian hama/penyakit tanaman sela meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi gangguan hama/penyakit bagi tanaman tahunan.

10.Beberapa sistem pola tanam yang dapat dikembangkan pada lahan kering yang sekaligus merupakan tindakan konservasi vegetatif adalah pertanaman campuran, pertanaman berurutan, pertanaman tumpang sari, pertanaman tumpang gilir, pertanaman berlajur (strip cropping), pertanaman bertingkat.

11.Penanaman rumput pada berbagai tempat yang terbuka (tidak tertutup oleh tanaman utama) sangat penting dalam membantu mengendalikan erosi dan aliran air permukaan di lahan pertanian.

12.Pupuk hijau dapat ditanam secara khusus untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dan berguna sebagai pupuk tanaman pupuk hijau Tanaman pupuk hijau dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah, memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia tanah serta meningkatkan ketahanan tanah terhadap erosi.

13.Pematah angin (windbreaks) adalah barisan pohon atau rumput tinggi yang ditanam dengan jarak yang tepat untuk mencegah atau mengurangi erosi angin dan kerusakan tanaman yang disebabkan oleh angin.

Pengelolaan Lahan Basah

1. Melakukan pengeringan lahan, terutama bekas tanah gambut yang dapat digunakan untuk sektor pertanian dan perkebunan. Pengeringan lahan basah secara maksimal membantu menciptakan aneka ragam sawah dan perkebunan sehingga mendukung industri pakan secara maksimal.

2. Melakukan pengelolaan air. Hal ini secara tidak langsung akan membantu sistem irigasi maupun pengairan di daerah lahan basah tersebut, sehingga daerah di sekitarnya tidak kekurangan air bersih serta dapat dimanfaatkan untuk penanggulangan bencana.

3. Mempertahankan ekosistem alami juga merupakan unsur yang tetap perlu untuk dilakukan agar membantu menjaga keseimbangan alam. Pengembangan serta pengelolaan lahan yang baik akan menciptakan sistem pertanian yang optimal tanpa menimbulkan bencana sebagai efek negatif dari perubahan lahan basah menjadi area sawah maupun perkebunan.

4. Restorasi ekologi mangrove di sepanjang pantai upaya yang dilakukan berupa peningkatan mata pencaharian masyarakat melalui pelibatan langsung dalam kegiatan restorasi ekologi mangrove. Dalam kegiatan ini, masyarakat diajak membangun bendungan dapat-tembus di lokasi tertentu yang mengalami abrasi. Dengan begitu, diharapkan dapat dikumpulkan sedimen yang merupakan tempat tumbuhnya mangrove secara alami, tanpa adanya penanaman oleh manusia. Dalam jangka panjang, pertumbuhan mangrove secara alami ini diharapkan dapat membentengi pesisir dari abrasi yang pada akhirnya masyarakat bisa menikmati kembali mata pencahariannya secara berkelanjutan.

5. Tanaman yang dibudidayakan dipilah berdasarkan kebutuhan airnya, atau justru ditanam berdasarkan ketinggian air. Air yang menjadi unsur utama lahan basah hanya diatur arah masuk dan keluarnya sesuai musim. Demikian pula pada saat pasang dan surutnya air laut.

6. Pengelolaan subsidensi atau pemadatan gambut. Pemanfaatan lahan gambut untuk areal perkebunan memerlukan suatu perlakuan khusus, yaitu berupa pengendalian tata air gambut dengan membangun jaringan drainase yang kompleks. Pembuatan saluran drainase dilakukan dengan perhitungan yang akurat dengan memperhitungkan ketebalan gambut, kondisi hidrologis dan curah hujan. Gambut juga lebih bersifat porous dengan tingkat permeabilitas yang tinggi. Pembuatan drainase akan mempercepat pemadatan gambut tersebut. Dalam pembuatan parit perlu diperhatikan kedalamannya, sehingga lahan gambut masih sedikit basah, namun daun,ranting, dan pohon di atasnya jika ditebang masih dapat mengering. Permukaan gambut harus dipertahankan menjadi sedikit basah, menjaga penurunan permukaan air secara perlahan, tetapi cukup dapat membuang genangan air yang ada di gambut. Dalam mengelola tata air dimanfaatkan dam, waduk, dan pintu air pengendali ketinggian permukaan air. Dengan cara tersebut potensi terjadinya subsidensi meskipun ada, akan lebih terkendali. jadi pengelolaan tata air merupakan hal yang paling penting dalam mengelola lahan gambut karena tata air yang benar akan memperkecil subsidensi gambut.

7. Perbaikan irigasi dan drainase, diikuti perbaikan sistem budidaya, dan ameliorasi tanah sehingga meningkatkan daya dukung lahan, selanjutnya, dalam budidaya lahan basah diperlukan pengelolaan terpadu  dengan megikut-sertakan ternak dan ikan dalam sitem. Perlu penggunaan lahan secara optimal dan rasional agar bersifat berkelanjutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TATA CARA PENETAPAN HAK PENGELOLAAN